Kepala Staf Kodam (Kasdam) Iskandar Muda, Brigjen TNI Iskandar M Sahil mengatakan, Tentara Nasional Indonesia (TNI) memberi kesempatan luas kepada lulusan dayah (pesantren) di Aceh untuk menjadi tamtama TNI. Bahkan dalam rekrutmennya akan diberikan jatah yang lebih besar untuk putra-putra Aceh.
Hal itu diungkapkan Kasdam Iskandar Muda mewakili Pangdam saat presentasi para Rapat Koordinasi Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh di Hotel Permata Hati, Aceh Besar, Sabtu (15/9). Awalnya seorang peserta rapat koordinasi tersebut dari Aceh Tenggara, Tgk Bukhari Rusli mengusulkan agar alumni dayah di Aceh diberi hak untuk diterima sebagai prajurit TNI. Usul itu langsung disahuti positif oleh Kasdam Iskandar Muda dengan mengatakan institusi TNI mempunyai kebijakan untuk membuka kesempatan seluas-luasnya kepada alumni dayah di Aceh menjadi tamtama TNI.
Kebijakan ini, secara tidak langsung ikut pula mengatrol pamor atau gengsi dayah di mata para orang tua dan siswa. Sebab, tidak relevan lagi jika ada orang tua dan peserta didik yang menganggap bahwa untuk masuk TNI harus melalui jalur pendidikan umum. Sebab ternyata di Aceh, alumni dayah pun bisa masuk TNI, bahkan diberikan jatah yang lebih besar.
Bagi kita yang berada di Aceh, apalagi santri dan pengelola dayah, pernyataan yang disampaikan Kasdam Iskandar Muda ini sungguh sangat membesarkan hati. Sebab, kita yakin, alumni dayah umumnya memiliki standar kualitas moral agama yang lebih baik, sehingga mereka bakal memiliki nilai lebih jika direkrut jadi TNI. Negeri ini pun sangat membutuhkan tentara-tentara nasional yang profesional, sekaligus baik moralnya.
Di sisi lain, apa yang diutarakan Kasdam tersebut menunjukkan tingginya komitmen jajaran TNI, khususnya Kodam Iskandar Muda, dalam menghargai dan mengapresiasi para alumni dayah sekaligus pendidikan dayah itu sendiri, sebagai wujud dari keistimewaan Aceh di bidang pendidikan dan agama.
Yang tak kalah menariknya adalah janji Kasdam untuk merumuskan kurikulum agar prajurit TNI, terutama tamtama baru di Aceh, supaya belajar beberapa bulan di pesantren, sehingga yang bersangkutan tahu kultur dan adat istiadat masyarakat Aceh.
Setelah pernyataan ini diucapkan Kasdam Iskandar Muda, tentulah semua kita membutuhkan pembuktian di lapangan. Pertama-tama, para pimpinan dayah, misalnya, bisa menindaklanjuti kebijakan TNI yang diutarakan Kasdam Iskandar Muda tersebut. Antara lain dengan menyampaikan informasi ini kepada para santri agar mereka yang berminat menjadi prajurit TNI sudah bisa mempersiapkan diri dari sekarang.
Para pimpinan dayah pun sudah bisa menambah muatan pelajaran yang sifatnya bela negara kepada para santri agar mereka sejak dini terbiasa serta memiliki kecenderungan dan komitmen untuk bela negara dengan memilih profesi tentara. Kita juga patut angkat topi kepada Kodam Iskandar Muda apabila, seperti dikatakan Kasdam, akan segera mengevaluasi sistem rekrutmen tamtama khusus untuk Aceh.
Bila selama ini jatah untuk campuran terlalu dominan, maka pada rekrutmen mendatang akan diberikan jatah yang lebih besar untuk putra-putra Aceh. Sebanyak 60 persen dari tamtama TNI yang direkrut untuk Aceh haruslah anak-anak Aceh. Dengan semakin banyaknya tentara dan polisi dengan basis keagamaan yang kuat, mudah-mudahan tidak pernah kita dengar lagi ada oknum TNI dan Polri yang berperilaku menyimpang dari platform institusi dan kehendak korpsnya.
Hal itu diungkapkan Kasdam Iskandar Muda mewakili Pangdam saat presentasi para Rapat Koordinasi Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh di Hotel Permata Hati, Aceh Besar, Sabtu (15/9). Awalnya seorang peserta rapat koordinasi tersebut dari Aceh Tenggara, Tgk Bukhari Rusli mengusulkan agar alumni dayah di Aceh diberi hak untuk diterima sebagai prajurit TNI. Usul itu langsung disahuti positif oleh Kasdam Iskandar Muda dengan mengatakan institusi TNI mempunyai kebijakan untuk membuka kesempatan seluas-luasnya kepada alumni dayah di Aceh menjadi tamtama TNI.
Kebijakan ini, secara tidak langsung ikut pula mengatrol pamor atau gengsi dayah di mata para orang tua dan siswa. Sebab, tidak relevan lagi jika ada orang tua dan peserta didik yang menganggap bahwa untuk masuk TNI harus melalui jalur pendidikan umum. Sebab ternyata di Aceh, alumni dayah pun bisa masuk TNI, bahkan diberikan jatah yang lebih besar.
Bagi kita yang berada di Aceh, apalagi santri dan pengelola dayah, pernyataan yang disampaikan Kasdam Iskandar Muda ini sungguh sangat membesarkan hati. Sebab, kita yakin, alumni dayah umumnya memiliki standar kualitas moral agama yang lebih baik, sehingga mereka bakal memiliki nilai lebih jika direkrut jadi TNI. Negeri ini pun sangat membutuhkan tentara-tentara nasional yang profesional, sekaligus baik moralnya.
Di sisi lain, apa yang diutarakan Kasdam tersebut menunjukkan tingginya komitmen jajaran TNI, khususnya Kodam Iskandar Muda, dalam menghargai dan mengapresiasi para alumni dayah sekaligus pendidikan dayah itu sendiri, sebagai wujud dari keistimewaan Aceh di bidang pendidikan dan agama.
Yang tak kalah menariknya adalah janji Kasdam untuk merumuskan kurikulum agar prajurit TNI, terutama tamtama baru di Aceh, supaya belajar beberapa bulan di pesantren, sehingga yang bersangkutan tahu kultur dan adat istiadat masyarakat Aceh.
Setelah pernyataan ini diucapkan Kasdam Iskandar Muda, tentulah semua kita membutuhkan pembuktian di lapangan. Pertama-tama, para pimpinan dayah, misalnya, bisa menindaklanjuti kebijakan TNI yang diutarakan Kasdam Iskandar Muda tersebut. Antara lain dengan menyampaikan informasi ini kepada para santri agar mereka yang berminat menjadi prajurit TNI sudah bisa mempersiapkan diri dari sekarang.
Para pimpinan dayah pun sudah bisa menambah muatan pelajaran yang sifatnya bela negara kepada para santri agar mereka sejak dini terbiasa serta memiliki kecenderungan dan komitmen untuk bela negara dengan memilih profesi tentara. Kita juga patut angkat topi kepada Kodam Iskandar Muda apabila, seperti dikatakan Kasdam, akan segera mengevaluasi sistem rekrutmen tamtama khusus untuk Aceh.
Bila selama ini jatah untuk campuran terlalu dominan, maka pada rekrutmen mendatang akan diberikan jatah yang lebih besar untuk putra-putra Aceh. Sebanyak 60 persen dari tamtama TNI yang direkrut untuk Aceh haruslah anak-anak Aceh. Dengan semakin banyaknya tentara dan polisi dengan basis keagamaan yang kuat, mudah-mudahan tidak pernah kita dengar lagi ada oknum TNI dan Polri yang berperilaku menyimpang dari platform institusi dan kehendak korpsnya.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !